7 Maret 2018 | By: Changi Travel Journal
Suasana Annapurna Base Camp
8 April 2018, tepat setahun pendakian saya ke Annapurna Base Camp (ABC) di Nepal. Saya seakan bernostalgia dengan momen-momen seru yang saya alami, bahkan hingga saat ini saya masih mengingat setiap detik saat menjejakkan kaki di sana. Memang sih, hanya sampai ke base camp-nya saja, tidak ke puncaknya. Hanya pendaki profesional yang diperbolehkan meneruskan perjalanan ke puncak karena risikonya sangat tinggi. Saya sih sadar akan kemampuan fisik saya sendiri, jadi tak ingin muluk-muluk sampai ke puncak. Hehe
Perjalanan ke ABC adalah mimpi saya sejak lama. Semuanya berawal dari saat saya menonton film Vertical Limit (2000) yang menceritakan tentang pendakian gunung es. Sebenarnya saya ingin sekali mendaki Carstensz Pyramid di Papua, tapi setelah baca-baca review-nya saya jadi mengurungkan niat dan lebih memilih ke ABC. Selain jalur yang sulit dan hanya bisa didaki oleh pendaki profesional, biaya yang harus dikeluarkan untuk sampai ke Puncak Jaya pun cukup mahal. Jadi, lebih baik saya memilih jalur pendakian yang “ramah turis” dan tak terlalu menyakiti dompet 😀
Nah, melalui tulisan ini saya ingin berbagi pengalaman sekaligus tips untuk kamu yang juga ingin melakukan pendakian ke Annapurna Base Camp tanpa menggunakan jasa guide atau porter. Simak, yuk!
Sebelum melakukan perjalanan, penting sekali bagi kamu untuk melakukan riset tentang destinasi tujuanmu. Mulailah dengan mencari tahu tentang tarif angkutan umum, penginapan, dan restoran yang tersedia, serta biaya dan persyaratan yang harus kamu siapkan untuk mengurus visa dan izin mendaki. Dengan riset ini kamu bisa mengetahui kisaran uang yang harus kamu persiapkan untuk perjalananmu. Untuk ke ABC sendiri, jangan lupa mencari tahu soal jalur pendakian beserta kekurangan dan kelebihannya ya!
Musim terbaik untuk mendaki ABC adalah pada bulan April-Mei dan September-November. Di waktu tersebut cuaca relatif cerah dan lebih hangat saat musim dingin serta lebih menantang saat sedang bersalju. Saya memutuskan berangkat ke Nepal pada bulan April 2017 dan sengaja memilih waktu mendaki yang paling “aman” karena ingin memangkas budget dengan tidak menggunakan jasa guide atau porter. Jalur ABC sendiri relatif aman dan tersedia banyak penginapan serta restoran di tiap desa sehingga saya tidak perlu membawa barang terlalu banyak. Siapkan saja jaket, pakaian hangat, sleeping bag, camilan, obat-obatan pribadi, dan yang terpenting uang yang cukup untuk menginap dan makan! 😀
Jangan heran kalau kamu ketemu dengan solo trekker di jalur pendakian ABC, ya!
Untuk memasuki kawasan konservasi Gunung Annapurna, kamu bisa memulainya dari kota Pokhara sebelum melanjutkan ke desa-desa yang menjadi titik awal pendakianmu. Sebenarnya ada beberapa jalur pendakian yang bisa kamu pilih untuk tiba di ABC, beberapa yang cukup populer adalah Nayapul, Kimche, dan Poon Hill. Masing-masing jalur memiliki tingkat kesulitan serta keindahannya sendiri.
Saya sendiri memilih jalur Kimche yang relatif lebih pendek dan efektif. Rute pendakian via jalur Kimche adalah sebagai berikut:
Kimche – Gandruk – Komrong Danda – Komrong Khola – Chomrong – Sinuwa – Bamboo – Dovan – Himalaya – Deurali – Machapuchare Base Camp – Annapurna Base Camp.
Di jalur pendakian ini saya menginap di desa Chomrong, Dovan, dan Machapuchare Base Camp (MBC) di ketinggian 3.700 mdpl yang merupakan desa terakhir sebelum ABC yang berada di ketinggian 4.130 mdpl. Dari MBC ke ABC saya harus menempuh perjalanan di jalur bersalju selama kurang lebih dua jam.
Manfaatkan waktu luangmu setelah bekerja dengan melakukan persiapan fisik
Untuk naik gunung mana pun, latihan fisik itu sangat diperlukan. Nah, supaya perjalananmu lancar dengan fisik yang prima, coba deh kamu biasakan jogging dua kali seminggu selama tiga bulan sebelum keberangkatanmu. Buat saya pribadi, latihan fisik seperti lari keliling stadion GBK atau yoga sangat berguna saat pendakian.. Saya jadi tidak mudah capek. Hehe..
ACAP dan TIMS-mu akan diperiksa oleh petugas yang berwenang di jalur pendakian
Untuk memasuki kawasan konservasi Annapurna, kamu wajib mengantongi dua izin, yaitu Annapurna Conservation Area Project (ACAP) dan Trekker Information Management System (TIMS). Keduanya bisa kamu urus secara bersamaan di beberapa tempat seperti Tourist Service Center, Bhrikutimandap, Trekking Agencies’ Association Nepal (TAAN) Office di Maligaon, perusahaan trekking yang diakui Pemerintah di Kathmandu dan Pokhara, atau TIMS Counter di Nepal Tourism Board Regional Office di Pokhara.
Kedua izin ini wajib kamu miliki untuk menjamin keselamatanmu selama melakukan pendakian. Untuk mengurus keduanya ini kamu harus menyiapkan 4 pas foto, fotokopi paspor, dan uang sekitar NPR4.000 atau 500-600ribu rupiah.
Suasana ABC dengan prayer flags-nya yang tidak boleh luput dari jepretan kameramu
Di era sekarang, dokumentasi adalah hal yang penting untuk dijadikan bukti perjalanan. Persiapkan alat dokumentasimu sebaik mungkin dengan baterai cadangan karena untuk mengisi daya baterai kamu harus merogoh kocek lumayan banyak saat berada di jalur pendakian. Selain itu, buatlah skenario dokumentasi untuk menghemat daya baterai kamera atau smartphone-mu. Pastinya kamu tak mau kehilangan momen terbaik saat tiba di Annapurna Base Camp, kan? 😀
Masing-masing negara di Asia memiliki peraturan visa yang berbeda-beda. Ada yang memberlakukan visa pre-arrival, menggunakan kebijakan visa on arrival, ada pula negara yang bisa dikunjungi tanpa membutuhkan visa.
Saat saya tiba di Nepal, hal yang pertama kali saya lakukan adalah mengurus Visa on Arrival (VoA) untuk tinggal selama 15 hari dengan tarif sebesar 25 USD. Kepengurusan visa ini cukup mudah dilakukan, saya hanya perlu mengisi e-form di mesin aplikasi visa yang terletak tak jauh dari pintu masuk bandara, kemudian melakukan pembayaran di Fee Collection Counter, dan lanjut menuju Immigration Clearance Counter.
Untuk kepengurusan visa ini, kamu harus menyiapkan paspor dan foto ukuran 4×6. Mudah, kan?
Nah, itu dia tips dari saya untuk kamu yang ingin pergi ke Annapurna Base Camp tanpa menggunakan jasa guide atau porter. Sengaja saya tidak terlalu detail menceritakan perjalanan selama di sana, biar saja tetap tersimpan dalam ingatan saya.
Sekarang giliranmu untuk pergi ke sana dan menciptakan ceritamu sendiri!
Berencana liburan bersama keluarga besar? Bikin acara traveling kalian berjalan smooth dan menyenangkan hanya dengan melakukan 5 tips mudah liburan bersama keluarga besar ini.
Mau tahu cara menjadikan acara halal traveling-mu jadi makin mudah dan praktis? Coba deh ikuti tips Muslim travel di artikel ini.
Sedang mencari tempat yang tenang di mana kamu bisa menyendiri dan menikmati momen kedamaian yang langka? Destinasi-destinasi wisata di Asia Timur ini bisa jadi jawabannya.
Mau liburan Valentine romantis tapi juga budget-friendly? Bisa kok! Intip artikel ini untuk memberimu inspirasi.